Sejarah Desa Sabiyan, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan
Sebelum abad
ke 18, Madura terdiri dari kerajaan-kerajaan yang saling bersaing, akan tetapi
sering pula bersatu dengan melaksakan politik perkawinan. Diantaranya
kerajaan-kerajaan tersebut adalah Arosbaya, Blega, Sampang, Pamekasan dan
Sumenep.
Pada sekitar abad ke 15, ketika
Dempo Awang (Sam Poo Tualang) seorang panglima perang dari negeri cina menunjukkan
kekuasaan kepada raja-raja di Jawa dan Madura, agar mereka tunduk kepadanya.
Didalam peperangan itu, Jokotole dari Madura melawan Dempo Awang yang memiliki
kapal layar yang dapat berlayar dilaut, diatas gunung diantara bumi dan langit.
Demikian menurut cerita legenda. Didalam peperangan itu Jokotole mengendarai
kuda terbang, dan pada saat bertarung Jokotole mendengar suara dari pamannya
(Adirasa) yang berkata “pukul”, maka Jokotole menahan kekang kudanya dengan
keras dan ia menoleh sambal memukulkan cemeti (cambuknya) mengenai Dempo Awang
dan kapalnya sehingga hancur luluh jatuh berantakan.
Menurut kepercayaan orang bahwa
kapal Dempo Awang tersebut hancur luluh ketanah tepat diatas Bancaran (artinya,
Bancarlaan), yang sekarang menjadi nama Kelurahan Bancaran dan barang bawaan (Sambiyannah)
Dempo Awang jatuh tepat diatas tanah wilayah Kecamatan Bangkalan Kabupaten
Bangkalan, yang sekarang menjadi nama Desa Sabiyan, sementara Piringnya
jatuh di Ujung Piring yang sekarang menjadi Desa Ujung Piring di Kecamatan
Bangkalan. Dan menurut cerita bahwa Sam Poo Tualang tersebut adalah seorang
Laksamana Cina yang bernama Cheng Hoo, begitulah asal-usul nama Desa Sabiyan.
Komentar
Posting Komentar